Pemerintah Pastikan Pengetatan BBM Subsidi Tetap Jalan, Tapi..

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Agus Cahyono Adi di acara CNBC Indonesia Coffee Morning Energy Edition dengan tajuk
Foto: Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Agus Cahyono Adi di acara CNBC Indonesia Coffee Morning Energy Edition dengan tajuk “Subsidi BBM Tepat Sasaran untuk Indonesia Maju” Parle, Senayan Park, Jakarta, Rabu (18/9/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, pelaksanaan program penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi secara tepat sasaran akan tetap diberlakukan. Hanya saja, saat ini untuk implementasinya masih terus dibahas.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengatakan, pengetatan pengguna BBM subsidi secara tepat sasaran sangat penting untuk segera diterapkan. Terlebih mayoritas pengguna BBM bersubsidi selama ini justru dinikmati oleh golongan menengah ke atas.

“Jadi dong. Kalau nggak, gimana? Kalau nggak tepat sasaran, tadi udah jelas, data semuanya ngomong, subsidi BBM itu tidak tepat sasaran,” kata Agus usai acara Coffee Morning Energy Edition dengan tajuk “Subsidi BBM Tepat Sasaran untuk Indonesia Maju, di Parle, Senayan Park, Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Agus menyadari idealnya bahwa subsidi BBM itu sebaiknya diberikan kepada orang bukan ke barang, melalui skema subsidi tertutup. Mengingat, subsidi pada barang terbukti tidak tepat sasaran.

Namun, sebelum menuju pada skema subsidi tertutup, salah satu pendekatan sementara yang diambil pemerintah adalah penggunaan kapasitas mesin kendaraan sebagai kriteria dalam menentukan siapa yang berhak menggunakan BBM subsidi.

“Idealnya, sampai ke sana, nanti yang disubsidi orangnya, Harganya sama. Itu targetnya yang sangat ideal. Jadi ada perlu suatu tahapan untuk menuju sana,” kata Agus.

Sebelumnya, berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, kriteria pengguna BBM subsidi akan ditentukan berdasarkan Kapasitas mesin mobil atau Cubicle Centimeter (CC). Adapun untuk solar subsidi maksimal 2.000 CC, sementara BBM Pertalite maksimal 1.400 CC.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*