Pertamina kembangkan Kawasan Konservasi Pieh sebagai edukasi riset

Pertamina kembangkan Kawasan Konservasi Pieh sebagai edukasi riset

Community Development Officer AFT Minangkabau, Wahyu Hamdika (rompi pertamina) menjelaskan sistem kerja E-Katuang kepada mahasiswa di Pulau Bando, Kota Pariaman, Sumbar, Senin (21/10/2024). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Aviation Fuel Terminal Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar) mengembangkan Kawasan Konservasi Pulau Pieh dan laut sekitarnya sebagai pusat edukasi riset atau penelitian.

“Pertamina menjadikan Kawasan Konservasi Pulau Pieh dan laut sekitarnya sebagai pusat riset dan edukasi bagi masyarakat termasuk mahasiswa untuk pengembangan ilmu pengetahuan,” kata Community Development Officer AFT Minangkabau, Wahyu Hamdika di Pulau Bando, Kota Pariaman, Sumbar, Senin.

Wahyu mengatakan pengembangan kawasan konservasi yang berada di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tersebut merupakan bagian bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).

Sebagai pusat kawasan riset dan penelitian, Pertamina memfokuskan pada aspek penetasan telur penyu semi alami yang didukung beberapa program unggulan. Program itu di antaranya Sistem Informasi Pemberdayaan Nagari Berbasis Konservasi atau yang dikenal dengan Si Rancak Ulakan.

Si Rancak Ulakan merupakan aplikasi berbasis web dan android yang menyediakan analisis, profil, informasi, pemantauan dan edukasi serta evaluasi untuk mendukung pengelolaan kawasan konservasi di Pulau Bando.

Kemudian, sebagai pendukung penetasan telur penyu perusahaan pelat merah tersebut menggunakan media yang disebut E-Katuang. Alat berbentuk persegi panjang ini dirancang untuk menetaskan telur penyu lewat pengaturan suhu.

“Lebih hebatnya, E-Katuang ini bisa merekayasa telur penyu betina atau jantan yang kita inginkan berdasarkan pengaturan suhu,” ujar Wahyu.

Rekayasa genetik tersebut dilakukan dengan cara mengatur suhu, sirkulasi udara dan tingkat kelembapan di dalam alat inkubator yang menggunakan energi listrik.

Senada dengan itu, Area Manager Comm, Rel dan CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria mengatakan pengembangan kawasan konservasi di Pulau Bando merupakan komitmen perusahaan itu dalam mendukung ilmu pengetahuan, riset serta implementasi energi hijau dan bersih yang digagas Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*