
PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) akan menggarap proyek hilirisasi sebagai upaya merambah ke bisnis transisi energi. Direktur BUMI Rio Supin mengungkapkan, pihaknya telah menggandeng partner strategis dengan investor untuk menggarap sektor ini.
“Update-nya kan kita sudah dapat, sebenarnya sudah tanda tangan strategic partnership sama calon investor kita,” ujarnya dalam acara Repnas di Auditorium Bank Mega Jakarta, Senin (14/10).
Sayangnya, Ia belum dapat mengungkapkan lebih jauh terkait siapa investor yang dimaksud. “Kita sudah signing itu dari tahun lalu, strategic agreement dari tahun lalu sebenarnya. Sebagai pengantin air produk yang dulu kan, air produk kan batal kan. Sudah dapat penggantian sebenarnya,” sebutnya.
Rio mengungkapkan, dalam menggarap proyek hilirisasi, masih ada pekerjaan rumah yang perlu dipenuhi, salah satunya terkait dengan regulasi dari pemerintah. Menurutnya, regulasi menjadi faktor yang sangat penting dalam menjalankan suatu bisnis
“Regulasi lah terutama. Ada beberapa regulasi terkait, kan sekarang batubara 0%, contoh satu ya. Kan sekarang baru ada undang-undangnya. Belum ada peraturan lebih lanjut yang mengatur, gimana caranya, apa yang harus dilakukan supaya dapat itu,” ungkapnya.
Untuk proyek hilirisasi ini, kata Rio, pihaknya juga sudah melakukan feasibility study atau uji kelayakan. “Untuk FS itu sudah selesai. Tapi ini kan dinamikanya sangat cair ya sebenarnya,” imbuhnya.
Nantinya, produk yang akan digarap adalah produk yang banyak diminati seperti metanol untuk kebutuhan nasional.
“Makanya kita lagi coba benar-benar ka sekarang, jangan sampai misalnya semua orang pergi ke metanol, overcapacity, ya kita mau, siapa yang mau mengerap. Sebenarnya yang sangat penting itu link, link dari kebutuhan nasional. Jadi metanol itu misalnya kebutuhan nasional kan yang paling besar sekarang itu biodiesel kan, B35,” pungkasnya.