
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (kiri) bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (kanan) memberikan keterangan pers usai pertemuan di Kantor Badan Gizi Nasional, Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (26/11/2024). Pertemuan tersebut membahas sejumlah hal di antaranya terkait program perhutanan sosial dengan menyiapkan 8 juta hektare lahan yang sudah didistribusikan dan 7 juta hektare lahan yang masih bisa dimanfaatkan untuk mendukung program swasembada pangan dan program makan bergizi gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/nym
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menjelaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis yang digagas oleh pemerintah akan menciptakan pasar baru bagi permintaan pangan.
“Dengan adanya satuan pelayanan dari makan gizi, itu kan menumbuhkan permintaan baru. Kan ini adalah new emerging market, market baru,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan program tersebut diharapkan dapat merangsang peningkatan kebutuhan bahan pangan lokal, seperti beras, ayam, telur, sayuran, buah, serta bahan pangan lain seperti ikan dan daun kelor yang mendukung kebutuhan gizi masyarakat.
Dadan menyebutkan bahwa dengan adanya satuan pelayanan Makan Bergizi Gratis di setiap daerah, permintaan bahan pangan akan tumbuh secara signifikan, menjadikannya sebagai emerging market baru yang perlu dipenuhi dengan pasokan dari sumber lokal.
Selain itu, Badan Gizi Nasional juga akan menggandeng masyarakat lokal untuk terlibat dalam penyediaan dan pengolahan bahan pangan ini, termasuk bekerja sama dengan pengusaha katering yang siap berpartisipasi dalam program itu.
“Jadi kalau nanti ada katering yang sudah siap dan bersedia menjadi bagian dari Badan Gizi Nasional, kita gunakan katering itu,”‘ ujarnya.
Dengan melibatkan masyarakat lokal, diharapkan program ini tidak hanya menyediakan makanan bergizi untuk masyarakat, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas dengan memperkuat sektor pangan lokal.